Selasa, 28 April 2015

Proses Morfologis


PROSES MORFOLOGIK
Proses morfologik ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Proses pembentukan kata dengan membubuhkan bubuhan yang disebut proses pembubuhan afiks atau afiksasi dari kata yang dibentuk dengan proses ini disebut kata berafiks. Proses pembentukan kata dengan pengulangan atau reduplikasi dan kata yang dibentuk dengan proses ini disebut kata ulang. Proses pembentukan kata  dengan penggabungan disebut pemajemukan dan kata yang dibentuk disebut kata majemuk. Namun sebenarnya masih ada  satu proses lagi yang disebut proses perubahan zero. Proses ini hanya meliputi sejumlah kata tertentu ialah kata-kata makan, minum, minta dan mohon yang semuanya termasuk dalam kata verbal yang transitif. Kata verbal transitif adalah kata verbal yang dapat diikuti obyek dan sudah barang tentu dapat diubah menjadi kata verbal pasif :
membeli                       à        dibeli
memperbaiki                à        diperbaiki
memperindah              à        diperindah
mempertemukan          à        dipertemukan
melebarkan                  à        dilebarkan
memperbesar               à        diperbesar
menjahit                      à        dijahit
mengarang                   à        dikarang
membangun                 à        dibangun
Kata verbal golongan ini ditandai dengan adanya afiks meN- seperti kelihatan pada kata-kata verbal diatas.
makan              à        dimakan
minum             à        diminum
minta               à        diminta
                         mohon             à        dimohon
Sebagai kata verbal yang transitif kata-kata tersebut tidak ditandai dengan afiks meN- . Maka perubahan dari kata-kata makan, minum, minta, dan mohon sebagai bentuk dasar menjadi kata-kata makan, minum, minta dan mohon sebagai kata verbal transitif itu disebut perubahan zero yang berarti perubahan kosong atau tidak ada perubahannya.

1.1           PROSES PEMBUBUHAN AFIKS
Proses pembubuhan afiks adalah pembubuhan afiks pada sesuatu, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, umtuk membentuk kata. Misalnya ber- pada berjalan, pembubuhan afiks meN- pada menulis ada juga afiks yang tidak membentuk kata melainkan membentuk pkok kata ialah afiks per-, -kan dan –i misalnya perbesar, ambilkan, duduki.
1.2              AFIKS
Afiks adalah suatu satuan gramatik terukat yang didalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata , yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata lain untuk membentuk kata baru. Misalnya kata minuman. Kata ini terdiri dari dua unsure ialah minum yang merupaka kata dan –an yang merupakan satuan terikat. Maka morfem –an diduga merupakan afiks. Bisa ditentukan bahwa –an mempunyai kemampuan melekat pada satuan-satuan lain dan dengan demikian –an dapat ditentukan sebagai afiks. Apabila morfem ber- dibandingkan dengan temu pastilah ber- mempunyai kemungkinan melekat yang lebih banyak dari pada temu. Maka dapat ditentukan bahwa ber- merupakan afiks dan temu merupakan bentuk dasar yang berupa pokok kata.
Morfem – morfem ku, mu, nya, kau dan isme bukan merupakan afiks melainkan termasuk golongan klitik karena morfem-morfem tersebut memiliki arti leksikal, sedangkan afiks tidak.
Demikianlah dari penelitian yang dilakukan terhadap bentuk-bentuk kata dalam bahasa Indonesia didapati afiks-afiks seperti tersebut dibawah ini :
Prefiks
Infiks
Sufiks
men-
-el-
-kan
ber-
-er-
-an
di-
-em-
-nya
ter-

-wan
pen-

-wati
pe-

-is
se-

-man
per-

-da
pra-

-w
ke-


a-


maha-


para-



           Selain ketiga macam afiks itu masih ada lagi satu macam afiks yang disini disebut afiks terpisah atau simulfiks. Afiks ini sebagiannya terletak di muka bentuk dasar dan sebagainya terletak dibelakangnnya. Yang terdapat dalam bahasa Indonesia ialah peN-an, pe-an, per-an, ber-an, ke-an, se-nya.
           Afiks adalah sebuah bentuk , biasanya berupa morfem terikat,yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses pembentukan kata. Yang dimaksud dengan afiks inflektif adalah afiks yang digunakan dalam pembentukan kata-kata inflektif atau paradigm infleksional. Yang dimaksud dengan infiks adalah afiks yang diimbuhkan ditengah bentuk dasar. Yang dimaksud dengan sufiks adalah afiks yang diimbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar. Konfiks adalah afiks yang berupa morfem terbagi yang bagian pertama berposisi awal bentuk dasar dan bagian yang kedua berposisi pada akhir bentuk dasar. Interfiks adalah sejenis infiks atau elemen penyambung yang muncul dalam proses penggabungan dua buah unsur.


1.3              AFIKS ASLI DAN AFIKS BAHASA ASING
              Sebenarnya bagi pemakai bahasa Indonesia kata-kata asing yang masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia itu diterima secara keseluruhan dengan tidak mengingat bentuk serta fungsinya. Itulah sebabnya dalam bahasa Indonesia dijumpai kata-kata mengutip, memaklumi, para ulama, data-data, yang kalu diperhatikan bentuk serta fungsi aslinya, tentu kata-kata tersebut tidak mungkin ada , karena kutip dan maklum dalam bahasa aslinya merupakan bentuk pasif, sedangkan prefiks meN- merupakan bentuk jamak hingga tidak mungkin didahului prefiks para- dan diulang.



1.4              AFIKS YANG PRODUKSTIF DAN AFIKS YANG IMPRODUKTIF
Berdasarkan produktivitasnya afiks dapat digolongkan menjadi dua golongan ialah afiks yang produktif dan afiks yang improduktif. Afiks yang produktif ialah afiks yang hidup yang memiliki kesanggupan yang besar untuk melekat pada kata-kata atau morfem – morfem , seperti ternyata distribusinya sedangkan afiks yang improduktif ialag afiks yang sudah usang yang distribusinya terbatas pada beberapa kata yang tidak lagi membentuk kata-kata baru.
Contoh afiks yang produktif pada afiks per-an misalnya pertokoan, perkebunan, persawahan. Afiks peN-an misalnya pemikiran, penghijauan. Afiks ke-an misalnya keadilan, kepergian dan masih banyak lagi. Contoh afiks improduktif misalnya –man, -el- , -er-, dan –em-, -da.
Dari pengamatan produktivitas afiks-afiks dapatlah dikemukakan di sini bahwa yang termasuk golongan afiks yang produktif ialah :
Prefiks
Infiks
Sufiks
Simulfiks
men-
-
-kan
pen – an
ber-

-an
per – an
di-

-i
ber – an
ter-

-wan
se – nya
pen-


ke - an
pe-



se-



per-



ke-



maha-



para-



  
Yang tergolong afiks yang improduktif ialah pra- , a- , -el- , -er- , -em- , -wati, -is, -mam, -da, dan –wi.
1.5              PROSES PENGULANGAN
Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatk , baik seluruhnya maupun sebagainya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil dari pengulangan itu  di sini disebut kata ulang sedangkan satuan yang di ulang merupakan bentuk dasar. Misalnya kata ulang rumah-rumah dari bentuk dasar rumah.
Setiap kata ulang sudah tentu memiliki bentuk dasar. Kata – kata seprti sia – sia , alun-alun, mondar-mandir, huru-hara, dalam tinjauan deskriptif tidak dapat digolongkan kata ulang karena sebenarnya tidak ada satuan yang diulang dari deretan morfologik dapat ditentukan bahwa sesungguhnya tidak ada satuan yang lebih kecil dari kata-kata tersebut. Sekalipun satuan ini tidak pernah betemu dengan bentuk temu saja , namun dari deretan morfologik dapat dipastikan bahwa satuan ini ada. Deretan morfologiknya adalah :
pertemuan
penemuan
bertemu
ketemu
ditemukan
menemukan
mempertemukan
dipertemukan
temu duga
 

            temu
1.6              MENENTUKAN BENTUK DASAR KATA ULANG
Setiap kata ulang memiliki satuan yang diulang. Satuan yang diulang itu disebut bentuk dasar. Sebagian kata ulang dengan mudah dapat ditentukan bentuk dasarnya.
Misalnya :
rumah-rumah                           : bentuk dasarnya rumah
perumahan-perumahan            : bentuk dasarnya perumahan
sakit-sakit                                : bentuk dasarnya sakit
dua-dua                                   : bentuk dasarnya dua
Dan masih banyak yang lainnya.
Tetapi kata ulang dapat dengan mudah ditentukan bentuk dasarnya. Dari pengamatan dapatlah dikemukakan dua petunjuk dalam menentukan bentuk dasar kata ulang :
1.      Pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata
Dapat ditentukan bahwa bentuk dasar bagi kata ulang yang temasuk golongan kata nominal  berupa kata nominal, kata verbal, baik kata kerja maupun kata sifat, berupa kata verbal dan bentuk dasar bagi kata ulang yang termasuk golongan kata bilangan juga berupa kata bilangan. Misalnya :
berkata-kata (kata kerja)                     à        bentuk dasarnya berkata (kata kerja)
gunung-gunung (kata nominal)           à        bentuk dasarnya gunung (kata nominal)
cepat-cepat (kata sifat)                        à        bentuk dasarnya cepat (kata sifat)
sepuluh-sepuluh (kata bilangan)          à        betuk dasarnya sepuluh (kata bilangan)
keempat-empat ( kata bilangan)          à        bentuk dasarnya keempat (kata bilangan)
pukul-memukul (kata kerja)                à        bentuk dasarnya memukul (kata kerja)
bersentuh-sentuhan (kata kerja)          à        bentuk dasarnya bersentuhan (kata kerja)
kemerah-merahan (kata sifat)              à        bentuk dasarnya merah (kata sifat)
kereta-keretaan ( kata nominal )          à        bentukdasarnya kereta (katanominal)
Pengulangan yang mengubah golongan kata, ialah pengulangan dengan se-nya misalnya :
tinggi   (kata sifat)       à        setinggi-tingginya (kata keterangan)
luas      (kata sifat)       à        seluas-luasnya (kata keterangan)
jelek     (kata sifat)       à        sejelek-jeleknya (kata keterangan)

2.      Bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa. Misalnya kata ulang mempertahan-tahankan bentuk dasarnya bukannya *mempertahan, melainkan mempertahankan karena *mempertahankan tidak terapat pemakaian bahasa. Demikian pula :

memperkata-katakan    à        bentuk dasarnya memperkatakan,bukan *memperkata
mengata-ngatakan        à        bentuk dasarnya mengatakan bukan *mengata
menyadar-nyadarkan    à        bentuk dasarnya menyadarkan bukan *menyadar
berdesak-desakan         à        bentuk dasarnya berdesakan bukan *berdesak

1.7              MACAM-MACAM PENGULANGAN
1.      Pengulangan seluruh
Pengulangan seluruh ialah pengulangan seluruh bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Misalnya :
sepeda             à        sepeda-sepeda
buku                à        buku-buku
kebaikan          à        kebaikan-kebaikan
2.      Pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian ialah pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. Disini bentuk dasar tidak diulang seluruhnya. Hampir semua bentuk dasar pengulangan kelompok ini berupa bentuk kompleks.
a.       Bentuk meN- :
mengambil       à        mengambil-ambil
membaca         à        membaca-baca
menjalankan    à        menjalan-jalankan
b.      Bentuk di- :
Diusai             à        diusai-usai
Ditarik             à        ditarik-tarik
Dikemasi         à        dikemas-kemasi
c.       Bentuk ber- :
Berjalan           à        berjalan-jalan
Bertemu          à        bertemu-temu
Bermain           à        bermain-main
d.      Bentuk ter- :
terbentuk         à        terbentuk-bentuk
tergoncang      à        tergoncang-goncang
tersenyum        à        tersenyum-senyum
e.       Bentuk ber-an :
berlarian          à        berlari-larian
berhamburan   à        berhambur-hamburan
berjauhan         à        berjauh-jauhan
f.       Bentuk –an :
minuman         à        minum-minuman
makanan          à        makan-makanan
tumbuhan        à        tumbuh-tumbuhan
g.      Bentuk ke- :
kedua              à        kedua-dua
ketiga              à        ketiga-tiga
kelima              à        kelima-lima
3.      Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks
Dalam golongan ini bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, maksudnya pengulangan ini terjadi bersama-sama pula mendukung satu fungsi.
Ada dua pilihan. Pilihan pertama ialah bentuk dasar kereta diulang menjadi kereta-kereta, lalu mendapat bubuhan afiks –an , menjadi kereta-keretaan. Jadi prosesnya sebagai berikut :
kereta à        kereta-kereta à        kereta-keretaan
     Pilihan kedua ialah bentuk dasar kereta diulang dan mendapat afiks –an . jadi prosesnya :
                       kereta    à        kereta-keretaan
                       Beberapa contoh lain, misalnya :
                       anak      à        anak-anakan
                       rumah    à        rumah-rumahan
                       Pengulangan dan pembubuhan afiks pada bentuk dasarnya :
                       hitam     à        kehitam-hitaman
                       putih     à        keputih-putihan
                       luas       à        seluas-luasnya
                       mahal    à        semahal-mahalnya
4.      Pengulangan dengan perubahan fonem
     Kata ulang yangpengulangannya termasuk golongan ini sebenarnya sangat sedikit. Di samping bolak-balik terdapat kata kebalikan, sebaliknya, dibalik, membalik. Dari perbandingan itu dapat disimpulkan bahwa kata bolak-balik dbentuk dari bentuk dasar balik yang diulang seluruhnya dengan perubahan fonem , ialah dari /a/ menjadi /o/ dan dari /i/ menjadi /a/
Contoh lain, misalnya :
gerak         à        gerak-gerik
robek         à        robak-robek
serba          à        serba-serbi

Terdapat pula perubahan fonem konsonan. Misalnya :
lauk           à        lauk-pauk
ramah        à        ramah-tamah
sayur          à        sayur-mayur
1.8. PROSES PEMAJEMUKAN
        Kata yang terjadi dari gabungan dua kata itu lazim disebut kata majemuk. Misalnya rumah sakit, meja makan, kepala batu, keras hati, panjang tangan, kamar gelap, mata pelajaran, mata kaki, dan masih banyak lagi.
        Kata majemuk ialah kata yang terjadi dari dua kata sebagai unsurnya. Disamping itu ada juga kata majemuk yang terdiri dari satu pokok kata sebagai unsurnya. Misalnya daya tahan, daya ruang, kamar tunggu, kamar kerja, ruang baca, tenaga kerja, kolam renang, jarak tembak, lempar lembing, potong leher, ikat pinggang, dan ada pula yang terdiri dari pokok kata semua, misalnya lomba tari, jual beli, simpan pinjam dan masih banyak lagi.
1.9. CIRI-CIRI KATA MAJEMUK
1. Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata
        Pokok kata ialah satuan gramatik yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa dan secara gramatik tidak memiliki sifat bebas, yang dapat dijadikan bentuk dasar bagi sesuatu kata. Misalnya : juang, temu, alir, lomba, tempur, tahan, renang, jual beli, kerja dan masih banyak lagi. Dengan begitu jelaslah bahwa setiap gabungan dengan pokok kata merupakan kata majemuk. Misalnya : kolam renang, pasukan tempur, barisan tempur, medan tempur, brigade tempur, daya tempur, lomba lari, kamar kerja, jam kerja, waktu kerja, tenaga kerja, masa kerja dan masih banyak lagi.
2.Unsur-unsurnya tidak mungkin dipisahkan, atau tidak mungkin diubah strukturnya.
        Satuan kamar mandi kelihatannya sama dengan orang mandi, keduanya terdiri dari kata nominal dan kata kerja tetapi, keduanya terdiri dari kata nominal dan kata kerja, tetapi bila diteliti benar-benar, ternyata kedua satuan ini berbeda. Pada orang mandi kata orang dapat diikuti kata itu misalnya menjadi orang itu mandi dan kata mandi dapat didahului kata sedang akan , sudah menjadi orang itu sedang mandi, orang itu akan mandi, orang itu sudah mandi. Dengan kata lain unsur-unsur dalam orang mandi dapat dipisahkan, berbeda dengan unsur-unsur dalam kamar mandi yang tidak dapat dipisakan. Satuan *kamar itu mandi; *kamar itu sedang mandi; *kamar itu akan mandi; *kamar itu sudah mandi dalam bahasa Indonesia tidak ada. Demikianlah satuan kamar mandi, berdasarkan cirri ini, merupakan kata majemuk sedangkan orang mandi merupakan klausa.
        Dibawah ini diberikan beberapa satuan gramatik yang berdasarkan cirri kedua, merupakan kata majemuk :
Mata gelap, orang tua, kamar gelap, kedutaan besar, orang besar, orang kecil, rakyat kecil, kamar kecil, baju dalam, ruang makan, kamar makan, meja makan, kursi makan, almari makan, kapal terbang, mata pelajaran, mata kaki, mata pisau, mata telinga, mata pencaharian, (telur) mata sapi, bola lampu, buah baju, matahari, anak timbangan, daun pintu, daun telinga, bola keranjang, mata uang, anak kunci, pejabat tinggi dan masih banyak lagi
1.10.KATA MAJEMUK DENGAN UNSUR YANG BERUPA MORFEM
     Ada beberapa kata majemuk yang salah satu dari unsurnya berupa morfem unik, ialah morfem yang hanya mampu berkombinasi dengan satu satuan tertentu. Misalnya kata simpang siur. Kata majemuk ini terdiri dari unsur simpang yang tidak merupakan morfem unik karena di samping simpang siur terdapat menyimpang, persimpangan, simpang lima, dan unsur siur yang merupakan morfem unik karena satuan ini tidak dapat berkombinasi dengan  simpang. Contoh lain misalnya sunyi senyap,gelap gulita, terang benderang sebagai morfem unik.







DAFTAR PUSTAKA

Chaer,Abdul.2012.Linguistik Umum.Jakarta.Rineka Cipta
Ramlan.M.2012.Ilmu Bahasa Indonesia,Morfologi.Yogyakarta.CV.Karyono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar