PROSES MORFOLOGIK
Proses morfologik ialah
proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Proses
pembentukan kata dengan membubuhkan bubuhan yang disebut proses pembubuhan
afiks atau afiksasi dari kata yang dibentuk dengan proses ini disebut kata
berafiks. Proses pembentukan kata dengan pengulangan atau reduplikasi dan kata
yang dibentuk dengan proses ini disebut kata ulang. Proses pembentukan
kata dengan penggabungan disebut
pemajemukan dan kata yang dibentuk disebut kata majemuk. Namun sebenarnya masih
ada satu proses lagi yang disebut proses
perubahan zero. Proses ini hanya meliputi sejumlah kata tertentu ialah
kata-kata makan, minum, minta dan mohon yang semuanya termasuk dalam kata
verbal yang transitif. Kata verbal transitif adalah kata verbal yang dapat
diikuti obyek dan sudah barang tentu dapat diubah menjadi kata verbal pasif :
membeli à
dibeli
memperbaiki à diperbaiki
memperindah à diperindah
mempertemukan à dipertemukan
melebarkan à dilebarkan
memperbesar à diperbesar
menjahit à dijahit
mengarang à dikarang
membangun
à dibangun
Kata
verbal golongan ini ditandai dengan adanya afiks meN- seperti kelihatan pada
kata-kata verbal diatas.
makan à dimakan
minum à diminum
minta à diminta
mohon à dimohon
Sebagai kata verbal
yang transitif kata-kata tersebut tidak ditandai dengan afiks meN- . Maka
perubahan dari kata-kata makan, minum, minta, dan mohon sebagai bentuk dasar
menjadi kata-kata makan, minum, minta dan mohon sebagai kata verbal transitif
itu disebut perubahan zero yang berarti perubahan kosong atau tidak ada
perubahannya.
1.1
PROSES PEMBUBUHAN AFIKS
Proses pembubuhan afiks adalah pembubuhan afiks pada
sesuatu, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, umtuk
membentuk kata. Misalnya ber- pada berjalan, pembubuhan afiks meN- pada menulis
ada juga afiks yang tidak membentuk kata melainkan membentuk pkok kata ialah
afiks per-, -kan dan –i misalnya perbesar, ambilkan, duduki.
1.2
AFIKS
Afiks adalah suatu satuan gramatik terukat yang
didalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata , yang
memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata lain
untuk membentuk kata baru. Misalnya kata minuman. Kata ini terdiri dari dua
unsure ialah minum yang merupaka kata dan –an yang merupakan satuan terikat.
Maka morfem –an diduga merupakan afiks. Bisa ditentukan bahwa –an mempunyai
kemampuan melekat pada satuan-satuan lain dan dengan demikian –an dapat
ditentukan sebagai afiks. Apabila morfem ber- dibandingkan dengan temu pastilah
ber- mempunyai kemungkinan melekat yang lebih banyak dari pada temu. Maka dapat
ditentukan bahwa ber- merupakan afiks dan temu merupakan bentuk dasar yang
berupa pokok kata.
Morfem – morfem ku, mu, nya, kau dan isme bukan
merupakan afiks melainkan termasuk golongan klitik karena morfem-morfem
tersebut memiliki arti leksikal, sedangkan afiks tidak.
Demikianlah dari penelitian yang dilakukan terhadap
bentuk-bentuk kata dalam bahasa Indonesia didapati afiks-afiks seperti tersebut
dibawah ini :
Prefiks
|
Infiks
|
Sufiks
|
men-
|
-el-
|
-kan
|
ber-
|
-er-
|
-an
|
di-
|
-em-
|
-nya
|
ter-
|
|
-wan
|
pen-
|
|
-wati
|
pe-
|
|
-is
|
se-
|
|
-man
|
per-
|
|
-da
|
pra-
|
|
-w
|
ke-
|
|
|
a-
|
|
|
maha-
|
|
|
para-
|
|
|
Selain
ketiga macam afiks itu masih ada lagi satu macam afiks yang disini disebut
afiks terpisah atau simulfiks. Afiks ini sebagiannya terletak di muka bentuk
dasar dan sebagainya terletak dibelakangnnya. Yang terdapat dalam bahasa
Indonesia ialah peN-an, pe-an, per-an, ber-an, ke-an, se-nya.
Afiks
adalah sebuah bentuk , biasanya berupa morfem terikat,yang diimbuhkan pada
sebuah dasar dalam proses pembentukan kata. Yang dimaksud dengan afiks
inflektif adalah afiks yang digunakan dalam pembentukan kata-kata inflektif
atau paradigm infleksional. Yang dimaksud dengan infiks adalah afiks yang
diimbuhkan ditengah bentuk dasar. Yang dimaksud dengan sufiks adalah afiks yang
diimbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar. Konfiks adalah afiks yang berupa
morfem terbagi yang bagian pertama berposisi awal bentuk dasar dan bagian yang
kedua berposisi pada akhir bentuk dasar. Interfiks adalah sejenis infiks atau
elemen penyambung yang muncul dalam proses penggabungan dua buah unsur.
1.3
AFIKS ASLI DAN AFIKS BAHASA ASING
Sebenarnya bagi pemakai bahasa
Indonesia kata-kata asing yang masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia itu
diterima secara keseluruhan dengan tidak mengingat bentuk serta fungsinya.
Itulah sebabnya dalam bahasa Indonesia dijumpai kata-kata mengutip, memaklumi,
para ulama, data-data, yang kalu diperhatikan bentuk serta fungsi aslinya,
tentu kata-kata tersebut tidak mungkin ada , karena kutip dan maklum dalam
bahasa aslinya merupakan bentuk pasif, sedangkan prefiks meN- merupakan bentuk
jamak hingga tidak mungkin didahului prefiks para- dan diulang.
1.4
AFIKS YANG PRODUKSTIF DAN AFIKS YANG
IMPRODUKTIF
Berdasarkan produktivitasnya afiks dapat digolongkan
menjadi dua golongan ialah afiks yang produktif dan afiks yang improduktif.
Afiks yang produktif ialah afiks yang hidup yang memiliki kesanggupan yang
besar untuk melekat pada kata-kata atau morfem – morfem , seperti ternyata
distribusinya sedangkan afiks yang improduktif ialag afiks yang sudah usang
yang distribusinya terbatas pada beberapa kata yang tidak lagi membentuk
kata-kata baru.
Contoh afiks yang produktif pada afiks per-an
misalnya pertokoan, perkebunan, persawahan. Afiks peN-an misalnya pemikiran,
penghijauan. Afiks ke-an misalnya keadilan, kepergian dan masih banyak lagi.
Contoh afiks improduktif misalnya –man, -el- , -er-, dan –em-, -da.
Dari pengamatan produktivitas afiks-afiks dapatlah
dikemukakan di sini bahwa yang termasuk golongan afiks yang produktif ialah :
Prefiks
|
Infiks
|
Sufiks
|
Simulfiks
|
men-
|
-
|
-kan
|
pen – an
|
ber-
|
|
-an
|
per – an
|
di-
|
|
-i
|
ber – an
|
ter-
|
|
-wan
|
se – nya
|
pen-
|
|
|
ke - an
|
pe-
|
|
|
|
se-
|
|
|
|
per-
|
|
|
|
ke-
|
|
|
|
maha-
|
|
|
|
para-
|
|
|
|
Yang tergolong afiks yang improduktif ialah pra- ,
a- , -el- , -er- , -em- , -wati, -is, -mam, -da, dan –wi.
1.5
PROSES PENGULANGAN
Proses pengulangan atau reduplikasi ialah
pengulangan satuan gramatk , baik seluruhnya maupun sebagainya, baik dengan
variasi fonem maupun tidak. Hasil dari pengulangan itu di sini disebut kata ulang sedangkan satuan
yang di ulang merupakan bentuk dasar. Misalnya kata ulang rumah-rumah dari
bentuk dasar rumah.
Setiap kata ulang sudah tentu memiliki bentuk dasar.
Kata – kata seprti sia – sia , alun-alun, mondar-mandir, huru-hara, dalam
tinjauan deskriptif tidak dapat digolongkan kata ulang karena sebenarnya tidak
ada satuan yang diulang dari deretan morfologik dapat ditentukan bahwa
sesungguhnya tidak ada satuan yang lebih kecil dari kata-kata tersebut.
Sekalipun satuan ini tidak pernah betemu dengan bentuk temu saja , namun dari
deretan morfologik dapat dipastikan bahwa satuan ini ada. Deretan morfologiknya
adalah :
pertemuan
penemuan
bertemu
ketemu
ditemukan
menemukan
mempertemukan
dipertemukan
temu
duga
temu
1.6
MENENTUKAN BENTUK DASAR KATA ULANG
Setiap kata ulang memiliki satuan yang
diulang. Satuan yang diulang itu disebut bentuk dasar. Sebagian kata ulang dengan
mudah dapat ditentukan bentuk dasarnya.
Misalnya
:
rumah-rumah : bentuk dasarnya
rumah
perumahan-perumahan : bentuk dasarnya perumahan
sakit-sakit : bentuk
dasarnya sakit
dua-dua : bentuk
dasarnya dua
Dan
masih banyak yang lainnya.
Tetapi kata ulang dapat dengan mudah ditentukan
bentuk dasarnya. Dari pengamatan dapatlah dikemukakan dua petunjuk dalam
menentukan bentuk dasar kata ulang :
1. Pengulangan
pada umumnya tidak mengubah golongan kata
Dapat ditentukan
bahwa bentuk dasar bagi kata ulang yang temasuk golongan kata nominal berupa kata nominal, kata verbal, baik kata
kerja maupun kata sifat, berupa kata verbal dan bentuk dasar bagi kata ulang
yang termasuk golongan kata bilangan juga berupa kata bilangan. Misalnya :
berkata-kata
(kata kerja) à bentuk dasarnya berkata (kata kerja)
gunung-gunung
(kata nominal) à bentuk dasarnya gunung (kata nominal)
cepat-cepat
(kata sifat) à bentuk dasarnya cepat (kata sifat)
sepuluh-sepuluh
(kata bilangan) à betuk dasarnya sepuluh (kata bilangan)
keempat-empat
( kata bilangan) à bentuk dasarnya keempat (kata bilangan)
pukul-memukul
(kata kerja) à bentuk dasarnya memukul (kata kerja)
bersentuh-sentuhan
(kata kerja) à bentuk dasarnya bersentuhan (kata kerja)
kemerah-merahan
(kata sifat) à bentuk dasarnya merah (kata sifat)
kereta-keretaan
( kata nominal ) à bentukdasarnya kereta (katanominal)
Pengulangan
yang mengubah golongan kata, ialah pengulangan dengan se-nya misalnya :
tinggi (kata sifat) à setinggi-tingginya (kata keterangan)
luas (kata sifat) à seluas-luasnya
(kata keterangan)
jelek (kata sifat) à sejelek-jeleknya
(kata keterangan)
2. Bentuk
dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa. Misalnya kata
ulang mempertahan-tahankan bentuk dasarnya bukannya *mempertahan, melainkan
mempertahankan karena *mempertahankan tidak terapat pemakaian bahasa. Demikian
pula :
memperkata-katakan à bentuk dasarnya memperkatakan,bukan
*memperkata
mengata-ngatakan à bentuk dasarnya mengatakan bukan
*mengata
menyadar-nyadarkan à bentuk dasarnya menyadarkan bukan
*menyadar
berdesak-desakan à bentuk dasarnya berdesakan bukan
*berdesak
1.7
MACAM-MACAM PENGULANGAN
1. Pengulangan
seluruh
Pengulangan
seluruh ialah pengulangan seluruh bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan tidak
berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Misalnya :
sepeda à sepeda-sepeda
buku à buku-buku
kebaikan à kebaikan-kebaikan
2. Pengulangan
sebagian
Pengulangan
sebagian ialah pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. Disini bentuk dasar
tidak diulang seluruhnya. Hampir semua bentuk dasar pengulangan kelompok ini
berupa bentuk kompleks.
a. Bentuk
meN- :
mengambil à mengambil-ambil
membaca à membaca-baca
menjalankan à menjalan-jalankan
b. Bentuk
di- :
Diusai
à diusai-usai
Ditarik
à ditarik-tarik
Dikemasi à dikemas-kemasi
c. Bentuk
ber- :
Berjalan à berjalan-jalan
Bertemu à bertemu-temu
Bermain à bermain-main
d. Bentuk
ter- :
terbentuk à terbentuk-bentuk
tergoncang à tergoncang-goncang
tersenyum à tersenyum-senyum
e. Bentuk
ber-an :
berlarian à berlari-larian
berhamburan à berhambur-hamburan
berjauhan
à berjauh-jauhan
f. Bentuk
–an :
minuman à minum-minuman
makanan à makan-makanan
tumbuhan à tumbuh-tumbuhan
g. Bentuk
ke- :
kedua à kedua-dua
ketiga à ketiga-tiga
kelima à kelima-lima
3. Pengulangan
yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks
Dalam
golongan ini bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses
pembubuhan afiks, maksudnya pengulangan ini terjadi bersama-sama pula mendukung
satu fungsi.
Ada
dua pilihan. Pilihan pertama ialah bentuk dasar kereta diulang menjadi
kereta-kereta, lalu mendapat bubuhan afiks –an , menjadi kereta-keretaan. Jadi
prosesnya sebagai berikut :
kereta
à kereta-kereta à kereta-keretaan
Pilihan
kedua ialah bentuk dasar kereta diulang dan mendapat afiks –an . jadi prosesnya
:
kereta à kereta-keretaan
Beberapa contoh lain,
misalnya :
anak à anak-anakan
rumah à rumah-rumahan
Pengulangan dan
pembubuhan afiks pada bentuk dasarnya :
hitam à kehitam-hitaman
putih à keputih-putihan
luas à seluas-luasnya
mahal à semahal-mahalnya
4.
Pengulangan dengan perubahan fonem
Kata ulang yangpengulangannya termasuk
golongan ini sebenarnya sangat sedikit. Di samping bolak-balik terdapat kata
kebalikan, sebaliknya, dibalik, membalik. Dari perbandingan itu dapat
disimpulkan bahwa kata bolak-balik dbentuk dari bentuk dasar balik yang diulang
seluruhnya dengan perubahan fonem , ialah dari /a/ menjadi /o/ dan dari /i/
menjadi /a/
Contoh
lain, misalnya :
gerak à gerak-gerik
robek à robak-robek
serba à serba-serbi
Terdapat
pula perubahan fonem konsonan. Misalnya :
lauk à lauk-pauk
ramah à ramah-tamah
sayur à sayur-mayur
1.8.
PROSES PEMAJEMUKAN
Kata
yang terjadi dari gabungan dua kata itu lazim disebut kata majemuk. Misalnya
rumah sakit, meja makan, kepala batu, keras hati, panjang tangan, kamar gelap,
mata pelajaran, mata kaki, dan masih banyak lagi.
Kata
majemuk ialah kata yang terjadi dari dua kata sebagai unsurnya. Disamping itu
ada juga kata majemuk yang terdiri dari satu pokok kata sebagai unsurnya.
Misalnya daya tahan, daya ruang, kamar tunggu, kamar kerja, ruang baca, tenaga
kerja, kolam renang, jarak tembak, lempar lembing, potong leher, ikat pinggang,
dan ada pula yang terdiri dari pokok kata semua, misalnya lomba tari, jual
beli, simpan pinjam dan masih banyak lagi.
1.9.
CIRI-CIRI KATA MAJEMUK
1. Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata
Pokok
kata ialah satuan gramatik yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa
dan secara gramatik tidak memiliki sifat bebas, yang dapat dijadikan bentuk
dasar bagi sesuatu kata. Misalnya : juang, temu, alir, lomba, tempur, tahan,
renang, jual beli, kerja dan masih banyak lagi. Dengan begitu jelaslah bahwa
setiap gabungan dengan pokok kata merupakan kata majemuk. Misalnya : kolam
renang, pasukan tempur, barisan tempur, medan tempur, brigade tempur, daya
tempur, lomba lari, kamar kerja, jam kerja, waktu kerja, tenaga kerja, masa
kerja dan masih banyak lagi.
2.Unsur-unsurnya tidak mungkin
dipisahkan, atau tidak mungkin diubah strukturnya.
Satuan
kamar mandi kelihatannya sama dengan orang mandi, keduanya terdiri dari kata
nominal dan kata kerja tetapi, keduanya terdiri dari kata nominal dan kata
kerja, tetapi bila diteliti benar-benar, ternyata kedua satuan ini berbeda.
Pada orang mandi kata orang dapat diikuti kata itu misalnya menjadi orang itu
mandi dan kata mandi dapat didahului kata sedang akan , sudah menjadi orang itu
sedang mandi, orang itu akan mandi, orang itu sudah mandi. Dengan kata lain
unsur-unsur dalam orang mandi dapat dipisahkan, berbeda dengan unsur-unsur
dalam kamar mandi yang tidak dapat dipisakan. Satuan *kamar itu mandi; *kamar
itu sedang mandi; *kamar itu akan mandi; *kamar itu sudah mandi dalam bahasa
Indonesia tidak ada. Demikianlah satuan kamar mandi, berdasarkan cirri ini,
merupakan kata majemuk sedangkan orang mandi merupakan klausa.
Dibawah
ini diberikan beberapa satuan gramatik yang berdasarkan cirri kedua, merupakan
kata majemuk :
Mata
gelap, orang tua, kamar gelap, kedutaan besar, orang besar, orang kecil, rakyat
kecil, kamar kecil, baju dalam, ruang makan, kamar makan, meja makan, kursi
makan, almari makan, kapal terbang, mata pelajaran, mata kaki, mata pisau, mata
telinga, mata pencaharian, (telur) mata sapi, bola lampu, buah baju, matahari,
anak timbangan, daun pintu, daun telinga, bola keranjang, mata uang, anak
kunci, pejabat tinggi dan masih banyak lagi
1.10.KATA
MAJEMUK DENGAN UNSUR YANG BERUPA MORFEM
Ada beberapa kata majemuk yang salah satu dari unsurnya berupa
morfem unik, ialah morfem yang hanya mampu berkombinasi dengan satu satuan
tertentu. Misalnya kata simpang siur. Kata majemuk ini terdiri dari unsur
simpang yang tidak merupakan morfem unik karena di samping simpang siur
terdapat menyimpang, persimpangan, simpang lima, dan unsur siur yang merupakan
morfem unik karena satuan ini tidak dapat berkombinasi dengan simpang. Contoh lain misalnya sunyi
senyap,gelap gulita, terang benderang sebagai morfem unik.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,Abdul.2012.Linguistik Umum.Jakarta.Rineka Cipta
Ramlan.M.2012.Ilmu
Bahasa Indonesia,Morfologi.Yogyakarta.CV.Karyono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar