Selasa, 28 April 2015

analisis musik mantra 2


PENTAS MUSIK MANTRA 2
TIM PRODUKSI
Inisiator  penulis naskah          :      Joko Susanto
Advisor                                   : -    Sihono HT
-          Budi Sardjono
Tim Kreatif                             : -    Putung CM Pudjadi
-          Latif Noor Rochmans
Pimpinan produksi                  :     Ancu Murdaru
Sekretaris                                :     Eka N Sari
Bendahara                               :     Dyah Asriaati
Publikasi                                  : -   Tegoeh Ranusastra
-          Khocil Birowo
Dokumentasi                           : -    Himawan Thok
-          William Keratwijaya
Konsumsi                                : -   Santi Hanati
-          Titus Pusparaih
Penerima Tamu                       : -    Hanana Menes
-          Cornelia Friska



TIM ARTISTIK
Sutradara                     : Daru Maheldaswara
Penata musik               : Pardiman Djoyonegoro
Penata Tari                  : Gita Gilang
Penata Panggung        : Agus Fatwa
Penata Lampu             : Issur Suroto
Penata Rias                 : Rully Ismada
Penata Busana             : Sonia Wulandari
Stage Manager            : Muzen Saper
Properti                       : Novi Susanto
Pemain :
Septi Indria Ningsih, Anis Laishy, Putrid Wahyu Wigati, Anjani Citrafsiser, Dina Megawati, Retnoastiwi, Hanifah Sa’diyah, Kris Mheildha Setia Wati, Tria Ana Ratnasari, Yuli Suganda, Clara Sidharta, Turista Sutanti, Putrid Wahyu Wigati, Deviani Natalya Masahe, Lilies Kurnia, Dewi Retno, Eko Sutrisno, Nino Juli, L Mintorogo, Sastro, Wayang Ibnu Hasan Wahyudi, Moh Bakhtiar, M Dihan Ramadhan, Wira Permana, Tubagus.
Penari :
Anna Prilestyanti, Tikanovtsr, Anisa, Assabti, Astafhur, Rissa, Novi, Intan, Ditta, Rifky, Indri, Ghanang, Tomtom, Putra, Dwi W, Rangga.
Koor :
Sanggar Omah Cangkem
Bintang Tamu :
Ni Putu Putri Suastini
Pentas Musik Mantra 2 yang diselenggarakan oleh Teater Gabungan Yogyakarta di PKKH UGM pada tanggal 31 maret 2015 yang di sutradarai oleh Daru Maheldaswara, asisten sutradara Issur Suroto, penata tari Gita Gilang, penata musik Pardiman Djoyonegoro dan penulis naskah Joko Santoso, penata panggung Agus Fatwa, pimpinan produksi Alexsander Ancu Murdaru.
Pentas ini merupakan kelanjutan dari pentas Musik Mantra yang digelar 22 tahun yang lalu. Diberi nama Musik Mantra 2 karena pernah dipentaskan Musik Mantra tahun 1993 karya Joko Susanto saat disutradarai Masroom Bara dengan pemain utama Latif Noor Rochmans. Musik Mantra 2 berkisah tentang proses kehidupan manusia  dari belum ada hingga meninggal dunia. Dalam kehidupan Jawa kadang Mantra digunakan sebagai penguat upacara penanda siklus manusia. Lewat pentas ini ditampilkan potret prosesi kehidupan manusia yang melibatkan mantra.
Suasana di sekitar gedung PKKH UGM hanya diterangi menggunakan lampu minyak seperti lilin dan aroma dupa yang sangat menyengat terdapat sesaji agar menambah suasana mistis disekitar gedung pertunjukan. Panggung tampak begiu magis dengan seperangkat gamelan. Mantra 2 berkisah tentang kehidupan manusia dari lahir hingga meninggal dunia.
Diawal pertunjukan Ni Putri Suastini memulai pertunjukan dengan membacakan mantra-mantra berbahasa Bali dengan sedikit tarian-tariannya. Ni Putri menggunakan kostum bali lengkap mulai dari kepala hingga kaki. Berkebaya putih,memakai sanggul berhias bunga dan jaritnya. Saat Ni Putri membacakan mantra Bali terdengar teriakan dari arah penonton menurut informasi ada 5 orang yang kesurupan dan Joko Susanto turun langsung untuk menanganinya.
Tata lampu yang digunakan sangat berwarna-warni. Tembang-tembang yang dimainkan seperi Mijil,Asmaradana, Megatruh dan Pucung di nyanyikan. Diatas panggung menggunakan hiasan dari berbagai macam sayuran dan background dari panggung menggunakan warna hitam. Saat teater berlangsung property yang digunakan tidak terlalu banyak hanya ada satu buah meja yang diletakan diatas panggung fungsinya bias digunakan untuk kursi maupun meja.
Pakaian para penari menggunakan kain berwarna putih yang dililitkan menyerupai baju namun untuk penari pria ditambah dengan aksen kaos berwarna coklat. Pakaian berwarna putih melambangkan kebersihan dan kesucian. Para penari menarikan tarian kontemporer dengan sangat indah. Tarian kontemporer mrupakan tarian modern dan postmodern serta balet klasik. Pakaian para pemain juga disesuaikan dengan latar diatas panggung dan masih bernuansa dulu.
Saat tedak siten terdapat kurungan ayam dan bayi dimasukan di dalam kurungan terebut. Didalam kirungan tersebut sudah terdapat berbagai macam barang yang akan diambil oleh bayi yang dapat melambangkan si anak kelak akan berkarir dibidang apa. Sebelum dimasukan anak harus melewati anak tangga yang melambangkan selangkah demi selangkah memulai kehidupan hingga dewasa kelak , diharapkan si anak akan menadapat kebahagiaan,tulus dan bercita-cita tinggi. Saat tokoh utama meninggal dunia para pemain menggunakan pakaian berwarna hitam yang melambangkan kesedihan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar